January 03, 2012

Aplikasi Ringan Resource bagi Pengguna Linux

Aplikasi-Ringan-resource-Linux Apa pun nama programnya, yang penting pekerjaan saya bisa selesai dengan cepat dan tepat! Anda dapat menyimak beberapa aplikasi alternatif yang relatif "enteng" dan "layak" digunakan berikut ini.
Aplikasi alternatif di Linux sebenarnya sangat banyak. Fakta ini mungkin disebabkan dampak positif open source dan adanya kolaborasi ala komunitas. Orang menjadi tergerak untuk mengimplementasikan idenya sebagai suatu solusi suatu masalah. Wujudnya bisa berupa feautres dalam berbagai aplikasi.
Seiring berkembangnya Linux, berbagai features ini kian kompleks dan beragam. Konsekuensinya adalah aplikasi menjadi semakin "rakus" memori dan lambat. Jadi, sebenarnya bukan hanya aplikasi Windows atau Macintosh saja yang mengalami problem "kegemukan", Linux pun mengalaminya. Berbagai distro modern, semacam Fedora 15, Ubuntu 11.04, atau OpenSuSE 11.3 juga memiliki problem serupa karena membutuhkan persyaratan minimal RAM sebesar 512 MB dan prosesor Pentium IV agar lancar digunakan. Padahal, tidak semua orang saat ini memakai komputer dengan spesifikasi tinggi. Untuk itu, perlu aplikasi alternatif yang hemat RAM, cepat dieksekusi, dan responsif. Program alternatif tersebut juga cocok bagi pengguna Linux yang ingin mengoptimalkan sistem Linux-nya.
Penjelasan kali ini didasarkan pada dis­tro Mint 9 Isadora yang memiliki koleksi program yang realtif lengkap (karena berbasis distro Ubuntu yang populer). Pemakai distro lain juga tetap bisa mengadopsi aplikasi atau program yang sama dengan repository masing-masing.

A. Alternatif Open Office atau Libre Office: Abiword dan Gnumeric
Semua pengguna Linux biasanya telah mengenal Open Office. Bahkan, pengguna Windows atau Mac sekalipun bisa jadi juga mengunakan Open Office. Hal ini karena Open Office dirilis untuk beberapa platform sekaligus dan semuanya dikelola dengan baik.

Namun, tahukah Anda ukuran paket setup Open Office? Kurang lebih sebesar 220 sampai dengan 250 MB. Ini hanya perkiraan kasar dari paket Open Office 3.2.0 milik penulis dari repository Linux Mint 9. Alternatifnya untuk pengolah kata, ada Abiword dan Gnumeric sebagai aplikasi spreadsheet. Dua program ini sering disebut masuk dalam paket GNOME office, walaupun sebenarnya tidak ada istilah atau paket bernama GNOME Office
Abiword versi terbaru sudah mampu membaca dokumen Microsoft Office sampai dengan versi 2007 (format XML) berikut dokumen ala Open/Libre Office. Hal yang sama juga didukung oleh Gnumeric. Abiword bahkan menyertakan kemampuan untuk menyimpan (ekspor) file sebagai format PDF dan Postscript.
Aplikasi-Ringan-resource-Linux-abiword
Anda dapat meng-install Abiword dan Gnumeric dengan mengetik:
# aptitude install abiword
# aptitude install gnumeric
Catatan: Abiword tidak secara sempurna mengimpor dokumen Open Office yang mengandung gambar. Bahkan saat pe­ngu­jian, komputer penulis sempat mengalami hang yang cukup mengganggu.
Seperti juga Open Office Calc, Gnumeric juga mendukung format file Lotus 1-2-3 dan Quattro Pro dan CSV (Comma Separated Value). Kemampuan ini tentunya menguntungkan bagi pengguna yang dulunya terbiasa menggunakan dua aplikasi lama yang sempat populer di Indonesia di era 80-an dan awal 90-an.
B. Web Browser: Midori dan Dillo
Pesaing terkuat popularitas software office open source mungkin bisa dibilang adalah browser open source. Tidak percaya? Anda bisa menanyakannya ke sebagian pengguna komputer, siapa yang belum pernah mencoba Firefox? Browser yang tidak open source pun juga tergolong populer. misalnya. Belakangan ini mungkin sebagaian pengguna juga mulai menyukai browser Google yaitu Chrome.
Browser-browser tersebut memiliki kemampuan yang terbilang sangat lengkap. Dukungan dan koleksi add-on-nya pun sangat lengkap, mulai dari Flash yang terbilang umum sampai yang agak khusus, misalnya pemblokir iklan. Namun, terkadang Anda hanya membutuhkan browser, misalnya Dilo, yang kebu­tuhan RAM-nya kecil tetapi dapat membuka halaman web secara sederhana. Tidak perlu dukungan HTML terbaru dan tidak perlu plugin yang bermacam-macam. Browser Dillo tidak mendukung javascript. Pilihan lainnya adalah Midori yang memiliki sedikit bermasalah (kurang komatibel) de­ngan beberapa website, misalnya Google Mail. Anda dapat meng-install Midori pada distro Debian atau turunannya de­ngan perintah:
#aptitude install midori
Aplikasi Dillo bisa Anda dapatkan pada PPA (Personal Package Archieve) dihttps://launchpad.net/~d.filo­ni/+ar­­chive/dil­lo+ ssl/+packages. Penulis memilih cara sederhana, yaitu men-download file .deb secara manual sesuai versi distro (Mint 9 setara dengan Ubuntu 10.04 Lucid). Lalu, penulis meng-install-nya dengan perintah:
$ sudo dpkg -i dillo_2.2-0+dillo1_i386.deb
Aplikasi-Ringan-resource-Linux-midori
Pengalaman penulis menggunakan Midori terbilang unik. Tipe halaman dinamis berbasis AJAX tidak ditampilkan sempurna. Sebagai gantinya, Anda diharapkan beralih ke mode basic HTML milik Gmail. Begitu juga saat zoom-in di salah satu website berita lokal, huruf dan layout tidak proporsional sehingga terlihat sedikit kacau. Namun, secara keseluruhan Midori berfungsi dengan sangat baik.
C. Terminal Emulator: evilvte dan mrxvt
Pengguna Linux tingkat lanjut sepertinya sulit dilepaskan dari penggunaan perin­tah berbasis teks. Bagi mereka, program console atau disebut juga terminal emulator sangat penting artinya. Pilihannya biasanya adalah Konsole dan Gnome Terminal. Dari namanya, Anda bisa menebak bahwa yang pertama adalah bagian dari KDE dan yang kedua bagian dari GNOME.
Dua program ini menawarkan features yang berguna, seperti multi-tab, activity monitoring, penangkapan URL, dan lainnya. Sayangnya, dua program tersebut tidak bisa dilepaskan dari library GNOME dan KDE. Akibatnya, konsumsi RAM-nya relatif besar. Pilihan alternatifnya adalah terminal emulator evilvte dan mrxvt. Keduanya relatif hemat resource (prosesor dan memori). Hasil cek memori saat masing-masing membuka 5 tab adalah:
mrxvt              :  3816 kilobyte
evilvte            
: 10008 kilobyte
gnome-terminal     : 12628 kilobyte
Konsole            : 22396 kilobyte
Beberapa tombol shortcut utama pada evilvte dan mrxvt relatif sama:
Ctrl-Alt-T         = buka tab baru
Ctrl-Page Up       = pindah ke tab sebelah kiri tab yang saat ini aktif
Ctrl-Page Down     = pindah ke tab sebelah kanan tab yang saat ini aktif
Aplikasi-Ringan-resource-Linux-mrxvt
Sedikit catatan untuk evilvte versi 0.4.5-1 bawaan Ubuntu 10.04 atau turunannya, terminal emulator ini terkadang bisa "menghilang" atau terhenti dengan sendirinya. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menggunakan program screen sebagai shell sehingga Anda dapat me-ng-attach ulang dengan mudah.

D. Audio Player: Audacious, mpg123, dan cmus
Pengguna Linux sekarang telah memiliki banyak pilihan aplikasi audio player. Beberapa pilihan audio player yang biasanya disertakan atau digunakan pengguna Linux, misalnya Banshee, Amarok, atau Totem. Selain mendukung berbagai format audio, semua player ini juga menyediakan fasilitas, seperti pembuatan playlist, pengaturan equalizer, dan penggunaan berbagai plugin untuk pengolahan suara.
Adakah pilihan lainnya? Apabila Anda pengguna lama Linux, mungkin pernah men­dengar player XMMS. Player ini di­kembangkan menjadi Beep music player, dan akhirnya menjadi Audacious. Audacious memiliki interface yang mirip XMMS yang menyertakan tombol playback berikut informasi waktu, equalizer, dan playlist. Bosan dengan tampilan standar Audacious? Anda bisa menggantinya dengan berbagai skin yang tersedia di Internet, atau bahkan memakai skin XMMS.
Aplikasi-Ringan-resource-Linux-audacious
Tips:
  • Audacious, seperti juga XMMS, juga dapat mengimpor file equalizer WinAmp.
  • Ukuran window dan huruf terlalu kecil? Gunakan mode Scale dengan menekan [Ctrl]+[D].
Sebagai tambahan, buat Anda yang berkonsentrasi di command line, Anda bisa menggunakan mpg123 atau kembarannya yaitu mpg321. Beberapa parameter penting player command line ini adalah:
  • -v untuk menampilkan info, seperti durasi, judul, dan nama album dari ID3 tag.
  • -z untuk mengacak urutan nama file yang diputar.
  • -Z mirip seperti di atas, dan juga sekaligus memutar file-file tanpa henti.
  • -@ untuk me­mu­tar file lagu dari sebuah file playlist. Playlist adalah file teks normal yang ber­isi nama-nama file audio (mp3 atau sejenis).
Audio player al­ter­­natif lainnya adalah cmus. Interface player ini menggu­na­kan sistem menu yang berbasis teks, seperti terlihat pada fasilitas library, playlist, dan sistem queue-nya. Anda cukup me­nekan tombol [1] sampai dengan [7] untuk berpindah antarmode tampilan dan melakukan pengaturan playback sesuai  keinginan.
E. Mail Client: Sylpheed
Pada era cloud computing, pengguna kom­­puter mulai beralih dari pemakaian program mail lokal, misalnya Outlook atau Thunderbird ke aplikasi berbasis web, seperti Google Mail atau Yahoo Mail. Namun demikian, aplikasi mail client tetap sulit ditinggalkan karena memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya adalah kemampuan untuk men-download pesan-pesan untuk kemudian dibaca secara offline. Hal ini terutama ber­guna bagi pengguna yang memakai koneksi Internet yang ditagih berdasar waktu koneksi.
Tips: Google mail juga menyediakan fasilitas offline meskipun tidak sepenuhnya sama dengan layan­an lainnya.
Client mail apa yang paling populer? Untuk Windows biasanya digunakan Outlook, sedangkan di Linux, pilihan favorit terbagi dua, yai­tu Evolution dan Thun­derbird. Ada lagi pendatang baru yaitu Zimbra Desktop yang menawarkan tampilan mirip web mail Yahoo yang sebenarnya. Alternatif lainnya bagi yang sering dilewatkan pengguna Linux adalah Sylpheed. Interface-nya mirip de­ngan Outlook atauThunderbird sehingga Anda tidak akan kesulitan menggunakannya. Sylpheed mendukung semua protokol yaitu SMTP, POP3, dan IMAP4 berikut enkripsi SSL untuk tambahan keamanan.
Tips: Saat Anda pertama kali menjalankan Sylpheed, ada wizard yang akan mempermudah Anda melakukan setting koneksi POP3 atau IMAP4 ke Gmail.
Masih ada pilihan lainnya, yaitu mutt. Mail client yang satu ini 100% berbasis teks, namun sangat powerful. Pengoperasiannya berbasis shortcut yang terkadang menyulitkan untuk pemula. Namun, semuanya ini tertutupi dengan kemam­puan­nya dalam mengorganisir e-mail.
F. PDF Viewer: apvlv dan xpdf
Saat ini, kita sedang menuju era informasi paperless. Dengan kata lain, semua informasi dikemas dalam bentuk atau format digital. Salah satu format data yang paling populer saat ini adalah PDF (Portable Document Format). Berbagai jenis dokumen di berbagai platform menggunakannnya, misalnya e-book, thesis, koran digital, majalah digital, dan masih banyak lagi.
PDF reader yang paling populer digunakan adalah Adobe Acrobat Reader. Sayangnya, aplikasi ini membutuhkan memori yang besar. Oleh karena itu, jika Anda hanya sekadar ingin membaca PDF, tersedia beberapa alternatif reader lainnya. Distro Linux biasanya menyertakan Evince atau Okular. Namun dua program memiliki banyak ketergantungan pada beberapa library. Sebagai alternatifnya, Anda bisa memilih Apvlv dan Xpdf.
Aplikasi-Ringan-resource-Linux-xpdf
Xpdf sebenarnya bukan program reader baru. Namun, kadang tidak terlalu dilirik karena interface-nya terlihat "jadul" dan berbasis library Motif yang sudah jarang dipakai. Apvlv adalah reader PDF yang agak unik. Apabila Anda penguna setia vi atau vim, maka reader ini memi­liki cara kerja yang sama. Beberapa shortcut untuk pengoperasiannya mirip de­ngan vi. Contohnya, "j" untuk turun satu baris, "k" naik satu baris, "zi" untuk zoom-in dan "zo" untuk zoom-out.
Untuk perbandingan konsumsi memori, berikut ringkasannya (membaca halaman PDF 100% text 8 halaman):
xpdf         21172 kilobyte
apvlv        32416 kilobyte

okular       26376 kilobyte
evince       41840 kilobyte
G. Video Player: Whaww Media Player
VLC dan Mplayer merupakan media player po­pu­ler bagi pengguna Linux. Keduanya menawarkan interface yang user friendly dan dukungan ter­hadap berbagai format media saat ini. Kemampuan ini didapat dari berbagai plugin yang ditambahkan kepadanya. Khusus untuk format seperti DVD, mereka ber­gantung pada library, seperti  libdvdcss2 untuk men-decrypt DVD. Program Xine juga menjadi pilihan penguna, tetapi mulai kurang diminati belakangan ini.
Apabila Anda lebih berfokus pada fung­si playback, VLC terlihat sedikit berlebihan.   Anda bisa mencoba Whaaw Me­­dia player (http://home.gna.org/whaawmp). Pla­yer ini terlihat sederhana karena dibuat dengan pemrograman Python dan Gstreamer. Peng-install-annya juga relatif sederhana. Download source code-nya dari alamat di atas, lalu unpack. Kemudian, Anda tinggal menjalankan script "whaawmp.sh" untuk menampilkan window utama Whaaw.
Aplikasi-Ringan-resource-whaaw!
Dari pengujian penulis, format media, seperti MPEG, WMV, dan Ogg didukung oleh player ini. Whaaw pun mendukung playback DVD, meskipun penulis belum sempat mengujinya. Whaaw adalah player minimalis yang fasilitasnya tidak selengkap VLC atau Mplayer. Player ini hanya menyedia­kan fungsi play, stop, full screen mode, brightness level, dan fungsi utama lainnya.
H. Internet Messenger: Finch
Mungkin jika disurvei, aktivitas nomer kedua yang paling sering dilakukan di Internet setelah browsing adalah chatting. Protokol chatting ada beragam, misalnya protokol Yahoo Messenger, Google Talk, MSN, AIM, dan lain-lainya. Dua aplikasi chat­ting populer di Linux, yaitu  Pidgin dan Empathy mendukung hampir semua protokol tersebut. Dengan demikian, dari satu aplikasi,Anda dapat langsung terhubung ke banyak jaringan.
Dua program berbasis GUI tersebut sebenarnya relatif ringan. Namun, bagi Anda yang hanya ingin memakai program chatting berbasis teks, tidak lebih, dapat mencoba alternatif lainnya yaitu Finch. Aplikasi instant messenger berbasis teks ini menggunakan library curse pada sistem menunya dan dapat dikontrol dengan shortcut keyboard.
Finch awalnya adalah project gaim-text. Sebenarnya Gaim adalah nama awal dari Pidgin. Dengan demikian, tidak mengherankan jika Finch dan Pidgin memiliki menu yang mirip. Di saat awal, Anda akan diminta membuat account baru untuk terkoneksi ke salah satu jaringan, misalnya Yahoo. Setelah terhubung, Anda bisa menghubungi teman Anda. Gunakan tombol [Alt]+[n] dan [Alt]+[p] untuk berpindah antar-window yang aktif dan [Alt]+[c] untuk menutupnya.
Kesimpulan
Masih banyak alternatif aplikasi untuk kategori lain yang tidak sempat disampaikan pada artikel ini, misalnya  Xfburn untuk membakar (burning) CD/DVD dan LXDE/OpenBox untuk Window Manager. Beragamnya pilihan program merupakan bukti bahwa Linux masih relevan digunakan di komputer lama dengan performa terbatas. Tetaplah produktif dengan Linux!

Diperoleh Dari : chip.co.id

No comments: